Metode Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur'an

Metode-metode pembelajaran baca tulis al Qur’an (BTA) telah banyak berkembang di Indonesia sejak lama. Beberapa metode pembelajaran yang telah dipraktikkan dalam masyarakat adalah metode Baghdadiyah, metode Qira’ati, metode al Barqy, metode Tilawati, metode Iqra’ Terpadu, metode Iqro’ Klasikal, metode Dirosa, metode Taghonna, metode PQOD (Pendidikan Qur’an Orang Dewasa) dan lain-lain.

1. Metode Baghdadiyah
Metode ini disebut juga metode “Eja”, berasal dari Baghdad, masa pemerintahan khalifah Bani Abbasiyah. Tidak tahu dengan pasti siapa penyusunnya. Dan telah seabad lebih berkembang secara merata di tanah air.
Secara dedaktik, materi-materinya diurutkan dari yang kongkret ke abstrak, dari yang mudah ke yang sukar, dan dari yang umum sifatnya kepada materi yang rinci (khusus). Secara garis besar, Qaidah Baghdadiyah memerlukan 17 langkah. 
secara utuh dalam tiap langkah. Seolah-olah sejumlah tersebut menjadi tema sentral dengan berbagai variasi. Variasi dari tiap langkah menimbulkan rasa estetika bagi siswa (enak didenger) karena bunyinya bersajak berirama. Indah dilihat karena penulisan huruf yang sama. Mtode ini diajarkan secara klasikal maupun privat.

2. Metode Qira’ati
Metode baca al Qur’an Qira’ati ditemukan oleh KH. Dahlan Salim Zarkasyi (w. 2001 M) dari Semarang Jawa Tengah. Metode yang disebarkan sejak awal 1970-an, ini memungkinkan anak-anak mempelajari al Qur’an secara cepat dan mudah.
Kyai Dahlan yang mulai mengajar al Qur’an sejak tahun 1963, merasa metode baca al Qur’an yang ada belum memadai, misalnya metode Qaidah Baghdadiyah dari Baghdad Irak, yang dianggap metode tertua, terlalu mengandalkan hafalan dan tidak mengenalkan car abaca tartil (jelas dan tepat), Kyai Dahlan kemudian menerbitkan enam jilid buku pelajaran membaca al Qur’an untuk TK al Qur’an untuk anak usia 4-6 tahun pada 1 Juli 1986. Usai merampungkan penyusunannya, KH. Dahlan berwasiat supaya tidak sembarang orang mengajarkan metode Qira’ati, tapi semua orang boleh diajar dengan metode Qira’ati. Dalam perkembangannya metode Qira’ati lian diperluas. Kini ada Qira’ati anak usia 4-6 tahun, untuk 6-12 tahun dan untuk mahasiswa.

3. Metode al Barqy
Metode al Barqy dapat dinilai sebagai metode cepat membaca al Qur’an yang paling awal. Metode ini ditemukan dosen Fakultas Adab IAIN Sunan Ampel Surabaya, Muhajir Sulton pada tahun 1965. Awalnya, al Barqy diperuntukkan bagi siswa SD Islam al Tarbiyah, Surabaya. Siswa yang belajar dengan metode ini lebih cepat mampu membaca al Qur’an. Muhajir lantas membukukan metodenya pada tahun 1978, dengan judul “Cara Cepat Mempelajari Bacaan al Qur’an al Barqy”.
Muhajir Sulthon Manajemen (MSM) merupakan lembaga yang didirikan untuk membantu program pemerintah dalam hal memberantas but abaca tulis al Qur’an dan membaca huruf latin. Berpusat di Surabaya dan telah mempunyai cabang di beberapa kota besar di Indonesia, Singapura dan Malaysia. Metode ini disebut ANTI LUPA karena mempunyai struktur yang apabila pada saat siswa lupa dengan huruf-huruf atau suku kata yang telah dipelajari, maka ia akan dengan mudah dapat mengingat kembali tanpa bantuan guru. Penyebutan ANTI LUPA itu adalah hasil penelitian yang dilakukan oleh DEPAG RI. Metode diperuntukkan bagi siapa saja mulai anak-anak hingga orang dewasa. Metode ini mempunyai keunggulan anak tidak akan lupa sehingga secara langsung dapat mempermudah dan mempercepat anak belajar membaca. Waktu untuk belajar membaca al Qur’an menjadi semakin singkat.
Previous
Next Post »